Selasa, 12 Mei 2015

Relaksasi Pikiran secara Rutin


BUSY mind atau pikiran sibuk adalah kondisi seseorang yang terlalu banyak berpikir sehingga kesulitan untuk mengalihkan pikiran.
Kondisi itu biasa terjadi bila terlalu banyak masalah yang dipikirkan dalam satu waktu sehingga mengakibatkan stres.
Psikolog klinis Roslina Verauli menyebutkan, salah satu pemicu kondisi tersebut ialah penggunaan gawai (gadget) yang terhubung dengan informasi daring setiap waktu. “Ada paradoks terkait penggunaan gadget ini. Benda yang semestinya membantu memudahkan hidup Anda tiba-tiba menyita lebih banyak waktu Anda dan menyebabkan information anxiety,” jelas perempuan yang akrab disapa Vera itu saat ditemui di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Kecemasan akibat membeludaknya informasi tersebut menyebabkan otak tidak bisa beristirahat. Pembiaran atas kondisi tersebut hanya akan mengakibatkan kelelahan fi sik dan mental sekaligus.
Salah satu pertanda fi sik yang banyak ditemui akibat hal itu ialah ketegangan di seputar bahu, belakang leher, hingga menjalar ke kepala.
Orang yang stres juga biasanya napasnya tersengal-sengal dan posisi bahu cenderung naik. Adapun kelelahan mental akan menurunkan kemampuan berkonsentrasi disertai pola pikir yang selalu negatif. “Ketika terlalu sering Anda me nyebutkan masa bodoh dan bersikap apatis, itu juga tanda Anda meng alami stres. Dampak yang paling ekstrem dari kondisi itu, Anda bisa mengalami depresi dan gangguan psikologis lainnya sehingga hal itu harus dibenahi,“ terang Vera.Relaksasi Pembenahan bisa dilakukan de ngan menjalankan relaksasi secara i rutin setiap hari. Dalam kesempatan berbeda, psikolog klinis Thara Adhisti de Thouars menyampaikan relaksasi akan mengistirahatkan otak, pikiran, dan emosi agar cara berpikir dapat kembali optimal dan objektif.
Relaksasi yang dilakukan tentulah yang berkualitas agar benar-benar menimbulkan efek rileks dan tenang.
Memanfaatkan teh hijau, misalnya, baik digunakan sebagai bahan perawatan tubuh ataupun diminum langsung. Efek detoksifikasi yang dihasilkan teh hijau dapat membuat tubuh lebih segar dan mengembalikan energi yang terkuras akibat stres.
Namun, ia menyadari tidak semua orang mudah untuk mengalihkan pikiran pada hal-hal netral sehingga perlu dilatih secara rutin.
“Relaksasi sebetulnya bisa dilakukan dalam bentuk apa pun, misalnya sekadar bernapas, yoga, meditasi, mendengarkan musik yang menenangkan, dan bahkan hanya dengan melihat pemandangan yang meneduhkan,” urainya.
Akan tetapi, hati-hati jika solusi yang Anda pilih ialah tidur.
Thara menyatakan mengalihkan pikiran yang sibuk dengan tidur justru membuat tidurnya tidak berkualitas.
Indikasinya bisa dilihat dari kondisi badan yang tetap lelah meski telah tidur dalam waktu lama. Tidur akan membuat rileks apabila Anda telah menyelesaikan masalah yang mengganggu terlebih dulu. Karena itu, proses rileksasi yang terpenting harus terlaksana sebelum tidur.
“Jika sedang banyak masalah, pastikan masalahnya diselesaikan terlebih dulu atau paling tidak sekadar sharing dengan orang lain agar mendapat masukan positif atau berpikir lebih positif dan fl eksibel terhadap masalahnya,” tukasnya.
sUMBER:(Din/H-1) kORAN TEMPO tgl 13 Mei 2015